Thursday, December 27, 2012

~ MENCARI KETENANGAN YANG HILANG 1 ~

Humaira' menghirup udara nyaman di pagi hari, 
Hatinya terusik tika suasana pagi berjaya menyunting damai dalam hatinya.
Kepalanya didongakkan memandang ke langit, kelihatan awan biru berarak mengikut angin.

"SubhanAllah. Indahnya ciptaanMu, ya Allah."

Matanya ralit melihat burung-burang yang terbang bebas bermain di awangan.
Hatinya tersentuh, telah lama damai itu hilang. Sekian lama dia mencari ketenangan itu.
Tanpa diduga air mata keinsafan itu mengalir, meratapi dosa-dosa silam yang membuatkan hatinya jauh dari cinta Ilahi.

"Andai aku mampu kembalikan masa, aku tidak ingin membiarkan diri aku menjadi seperti sekarang. Aku dahagakan kasihMu ya Allah. Telah lama aku lalai, aku leka melayari hati yang dahagakan kepuasan."bibir Humaira' berbisik perlahan. Seolah-olah jiwanya sedang berbicara.

Walaupun hari ini jadualnya padat dengan kuliah, dia masih mencari ruang untuk menyembuhkan rona hitam dalam hatinya. Humaira' mengalihkan langkah untuk menyiapkan diri ke fakulti.
Humaira' tidak pernah mengabaikan tanggungjawabnya sebagai seorang pelajar. Hari-harinya cuba disibukkan dengan aktiviti yang bermanfaat agar jiwanya tidak terasa kosong. 
Suasana di dewan kuliah riuh rendah dengan suara rakan-rakan seperjuangannya. Ada saja topik perbualan yang ingin dikongsikan dengan rakan yang lain. Humaira' gemar melihat gelagat rakan-rakannya. Ada yang menjaga adab, ada yang kuat melaram, ada yang berjaya menonjolkan kepimpinannya, ada yang kelihatan merendah diri dan ada juga yang berkeyakinan.

"Allah menciptakan manusia itu berbeza-beza. Setiap orang ada kelemahan dan keistimewaannya yang tersendiri. Aku juga begitu, tetapi masih banyak yang harus aku perbaiki."bicara hatinya.

Begitulah rutin harian Humaira'. Dari pandangan itu, sesekali mendekatkan dia dengan Allah, banyak lagi yang perlu diperbaiki. Jauh lagi perjalanan hidupnya.

Malam yang disinari cahaya bulan hadir menggantikan siang yang diterangi cahaya matahari. Humaira' teringat Firman Allah dalam surah Ali- 'Imran ayat 190-191 :

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan Bumi, dan silih bergantinya malam dan siang, terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.Yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri dan duduk, dan dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi sambil berkata: "Ya Tuhan kami, Engkau tidak menciptakan ini dengan sia-sia! Maha Suci Engkau! Maka peliharalah kami dari siksa neraka."

Humaira' berjalan menuju ke luar rumah untuk menikmati cahaya bulan. Tangannya memeluk erat Al-Qur'an yang dahulunya sangat jauh dengan hatinya. Kini Al-Qur'an itulah yang menjadi teman setia Humaira'. Dia percaya surat-surat cinta dari Allah itu mampu memberikan ketenangan kepada hatinya. Hati Humaira' sering dirundum pilu tika dirinya bersendirian. Saat itu, Al-Qur'an itulah yang akan dicapai untuk memulihkan semangatnya yang kadangkala goyang dek bisikan kenangan lama yang pernah membuatkan dirinya tersungkur suatu masa dahulu.

"Aku kena kuat, aku ada Allah."ayat itu meniti dibibir Humaira' bersama air mata yang berlinangan.

Imannya sering teruji. Adakala dia sendiri gagal mengawal dirinya dari melakukan perkara yang tidak seharusnya dia lakukan.

"Ya Allah, jahilnya hambaMu ini dalam mengenaliMu. Hinanya hambaMu ini dalam memegang amanahMu. Lalainya hambaMu ini dalam mengingatiMu."layar keinsafan itu dibiarkan melayani hatinya yang mencari jalan menuju redha Ilahi.

" ya Allah, janganlah engkau condongkan hati kami kepada kesesatan setelah engkau berikan petunjuk kepada kami dan kurniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Mu, sesungguhnya engkau maha pemberi "
(al-imran:8)


Humaira' mengesat air matanya yang semakin deras mengalir. Dalam hatinya, dia bersyukur kerana Allah mengurniakan sahabat-sahabat dan kenalan yang mendekatkannya dengan Allah.

"Kalau kita nak jadi baik, Allah akan hantarkan orang-orang yang baik untuk bantu kita"

Humaira' menguatkan keyakinannya supaya langkahnya terus gagah untuk meniti hari-hari yang berbaki.Dia sedar masih banyak dugaan yang harus ditempuhi. Bukan mudah untuk keluar dari kepompong itu, bukan mudah untuk menjernihkan air yang keruh dan bukan mudah untuk berjihad di jalan Allah.

Firman Allah dalam surah Al-Baqarah ayat 286 menguatkan hatinya.

"Allah tidak memberati seseorang melainkan apa yang terdaya olehnya"

Selagi masih ada kudrat, Humaira' bertekad untuk terus melangkah dan memperbaiki dirinya. 
Malam itu hatinya terasa sangat tenang. Humaira' mencapai sebatang pena dan sehelai kertas.

27/12/2012

langkah demi langkah aku lalui
mencari kebenaran dalam keraguan
mencari sinar dalam kegelapan
mencari kekuatan dalam kelemahan.

dulu hati kecil ini lalai
dulu hati kecil ini leka
kini hati ini ingin kembali
kini hati ini dahaga cinta Ilahi.

saat diuji, jiwa ini rapuh
hilang punca untuk melangkah
terkapai-kapai mencari arah
mengharap sinar yang menyinggah.

harapanku,
andai mata ini terpejam untuk selamanya
izinkan aku mengecapi cintaMu
izinkan aku merasai ketenangan yang hilang
izinkan aku berlabuh dalam layar keinsafan.

hati yang diuji, Humaira'

Utusan itu diletakkan di sisinya, dia lena dalam linangan air mata.


No comments:

Post a Comment